Sejarah Desa Jetis
Sejarah Desa
Geografis
Desa Jetis berada di perbatasan antara 4 Desa,di sebelah utara berbatasan dengan Desa Telawah sebelah Timur Desa Karangsono sebelah Selatan Desa Nampu Dan Sebelah Barat Desa parakan, Desa Jetis terdiri dari tiga Dusun 1.Dusun Jetis krajan Terdiri dari 2 RW dan 10 RT 2.Dusun Gedong Terdiri dari 1 RW dan 6 RT 3.Dusun Dunglo Terdiri dari 1 RW dan 6 RT.
Kepemimpinan
Awal Kepemimpinan Desa Jetis di pimpin oleh Kepala Desa bernama MBAH Utit yang mungkin pada saat itu ada istilah lain sebelum istilah kepala Desa misal Ki demang Ki lurah atau istilah lain, yg saat ini kita kenal dengan Kepala Desa atau KADES.
Sampai saat ini Desa Jetis sudah berganti kepemimpinan ke7 dengan urutan kepemimpinan
1. Mbah Utit
2. Mbah Surosono
3. Mbah Suro Margono
4. Ibu Suharni
5. Bp.Mugiono
6. Bp.Burhanuddin
7. Suharnanik
Keagamaan
Tidak terlepas dengan mayoritas penduduk desa jetis adalah beraga islam yg penyebaran agama islam di Desa Jetis pada saat itu oleh Kyai Ahmad Khuzair yang berasal dari Kota Solo Beliau menikah dengan warga Desa Jetis dan memili keturunan 2 orang anak Anak Pertama Bernama Siti Naimah Yang Kedua Kyai Anwari. Di Desa Jetis Sendiri ada 2 Ponpes yaitu Ponpes Al Mubarok dan Ponpes Roundlotut Tholibin.
Ekonomi
Mata pencaharian penduduk desa Jetis mayoritas adalah Petani namun ada sebagian pedagang pekerja kontruksi dan sedikit PNS dan hasil pertanian yang dihasilkan adalah Padi,Tembakau,Jagung,kedelai,bawang merah
Selain dari pertanian Jetis merupakan pusat bertemunya penjual dan pembeli Tepatnya yaitu Pasar Desa Jetis dan menjadi pusat kegiatan ekonomi dari beberapa desa sekitar bahkan pedagang yang ada di pasar desa jetis berasal dari uar kecamatan sampai luar kabupaten terdekat.
Adat & Budaya
Desa jetis memiliki adat dan budaya yang mungkin tidak jauh berbeda dengan desa-desa lain di kecamatan Karangrayung adat dan budaya Desa Jetis salah satunya Khajat Bumi atau sedekah Bumi dan ada juga yang menyebutnya ingon-ingon cah angon yang dilaksanakan setiap bulan apit penduduk setempat membawa sedekahan ada ayam kampung ingkung nasi ketan opak pisang dibawa ke kadus di masing-masing dusun disana berdoa bersama dan sedekahan yang di bawa ada yang saling bertukar dengan yang lain ada juga yang di campur jadi satu dan dibagikan lagi secara campur kepada masyarakat yg hadir dan di sisakan beberapa bagian untuk ingon-ingon cah angon (Pengembala)
Untuk perjodohan di Desa Jetis dari dulu warga msyarakat Desa jetis menganggap pamali jika akan melakukang pernikahan yang posisi rumah antara pengantin laki-laki dengan pengantin perempuan arahnya Ngalor Ngetan ( keutara Terus Ketimur) namun tidak sedikit juga yang berani melaksanakan pernikahan ngalor ngetan , semua kembali lagi ke keyakinan masing-masing.